Wak Delima yang seorang pilot,pesawat yang dia bawa dari Jakarta menuju Medan terjatuh di belantara hutan Bukit Barisan.
Untungnya Wak Delima selamat, namun dia berada di pedalaman rimba belantara. Sudah tiga bulan di hutan belantara Wak Delima masih bisa bertahan, dia makan buah-buah dan umbian juga berburu hewan-hewan kecil disana.
Cuma kebutuhan biologisnya sudah mulai mengusik jiwa dan raganya. Beberapa waktu kemudian Wak Delima melihat seekor kuda liar Gayo lagi berlarian didekatnya. Timbul ide liarnya. "GAK ADA WANITA KUDAPUN JADILAH."
Di kejarnya kuda itu, tetapi setiap kuda didekati langsung menendangnya. Begitulah berhari-hari.. "Nasib... Nasib..! jangankan wanita, kudapun tak ada yang mau."
Luar biasa memang gugusan Bulit Barisan ini, belum ada setahun sudah jatuh lagi pesawat dekat dengan lokasi Wak Delima jatuh.
Kemudian Wak Delima mendekat dan memeriksa satu persatu pesawat tersebut, semua penumpang tewas ditempat, kecuali seorang pramugari yang selamat. Wak Delima pun merawatnya dengan baik.
Tak lama kemudian pramugari itu siuman, "namaku Eroh bang aku pramugari pesawat itu" Eroh mengenalkan diri.
Wak Delima :"Namaku Delima, pesawatku lebih dulu jatuh."
Mak Eroh :"Abang sudah menyelamatkan nyawaku,Aku berhutang budi."
Wak Delima :"Jangan gitulah, inikan kewajiban bagi sesama untuk saling membantu."
Mak Eroh :"Benar bang, aku sekarang milik abang,apapun abang minta aku rela!!" (upaya Mak Eroh membalas budi).
Wak Delima :"Betul yang kamu bilang itu..!??" (Kesempatan untuk menuntaskan hasrat terpendam).
Mak Eroh :"Betul bang aku rela, rela untuk abang. Disuruh dan diapain aja pun aku rela!!"
Wak Delima :" Baiklah...!! Tolong pegangin kaki kuda itu, masih penasaran kali aku dibuatnya...!!!"
Mak Eroh :"!!!!!!???"
Jumat, 04 November 2011
Kamis, 03 November 2011
Penyakit Menular
Mak Eroh yang cantik dan seksi pergi ke Dokter untuk mengkonsultasikan penyakitnya. Dia merasa ada sedikit kelainan pada tubuhnya, terutama pada kedua payudaranya, dan sangat mengganggu pikirannya.
Tak lama di ruang praktek Dr.Delima, Mak Eroh mendapat giliran untuk diperiksa.
Dr.Delima :"Ada yang bisa di bantu, apa keluhan anda ?"
Mak Eroh :"Dok, payudaraku kok terasa keras sekali dan sangat sakit !"
Dr.Delima :"Coba mendekat biar saya periksa..!"
Kemudian si Dokter mulai memeriksa dengan memegang payudara wanita tersebut untuk beberapa saat, dan si pasien kembali bertanya..
Mak Eroh :"Jadi bagaimana Dok??"
Dr.Delima :"Ini sepertinya penyakit menular..."
Mak Eroh :" Hah....! Maksudnya gimana dok??"
Dr.Delima :"Akibat payudaramu itu sekarang penis saya yang keras dan sakit!"
Mak Eroh :" Lalu bagaimana dok?"
Dr.Delima :"Perlu kebijakan dewasa untuk penyembuhannya, dan itupun kembali pada seberapa besar niat anda untuk sembuh...!
Tak lama di ruang praktek Dr.Delima, Mak Eroh mendapat giliran untuk diperiksa.
Dr.Delima :"Ada yang bisa di bantu, apa keluhan anda ?"
Mak Eroh :"Dok, payudaraku kok terasa keras sekali dan sangat sakit !"
Dr.Delima :"Coba mendekat biar saya periksa..!"
Kemudian si Dokter mulai memeriksa dengan memegang payudara wanita tersebut untuk beberapa saat, dan si pasien kembali bertanya..
Mak Eroh :"Jadi bagaimana Dok??"
Dr.Delima :"Ini sepertinya penyakit menular..."
Mak Eroh :" Hah....! Maksudnya gimana dok??"
Dr.Delima :"Akibat payudaramu itu sekarang penis saya yang keras dan sakit!"
Mak Eroh :" Lalu bagaimana dok?"
Dr.Delima :"Perlu kebijakan dewasa untuk penyembuhannya, dan itupun kembali pada seberapa besar niat anda untuk sembuh...!
Rabu, 02 November 2011
ML
Saat belanja kebutuhan rumahtangganya di pusat perbelanjaan, Mak Eroh bertemu dengan Mak Limah teman masa sekolah dulu.
Mereka langsung berpelukan dan saling bercerita, maklum sudah lama tidak ketemu. Semua mereka bicarakan mulai dari soal kisah sekolah dulu, tentang teman-teman mereka, hingga harga beras dan cabai, juga tentang kumis pak Wali. Bahkan sampai kepersoalan ranjang.
Mak Limah : "Bagaimana hubungan ranjang kalian,tetap hangatkan..!??"
Mak Eroh : "Hmmmmmm....??"
Mak Limah :"Apa kau suka perhatikan wajah suamimu waktu kalian lagi ML..??"
Mak Eroh :"Ya, pernahlah waktu itu dia keliatan marah kali..!!!
Mak Limah:"Lho.. kenapa..?? kok bisa marah pulak dia..!??"
Mak Eroh :"Soalnya dia melihatnya dari jendela..!!"
Mak Limah :"Haaaah.....!!!???
Mereka langsung berpelukan dan saling bercerita, maklum sudah lama tidak ketemu. Semua mereka bicarakan mulai dari soal kisah sekolah dulu, tentang teman-teman mereka, hingga harga beras dan cabai, juga tentang kumis pak Wali. Bahkan sampai kepersoalan ranjang.
Mak Limah : "Bagaimana hubungan ranjang kalian,tetap hangatkan..!??"
Mak Eroh : "Hmmmmmm....??"
Mak Limah :"Apa kau suka perhatikan wajah suamimu waktu kalian lagi ML..??"
Mak Eroh :"Ya, pernahlah waktu itu dia keliatan marah kali..!!!
Mak Limah:"Lho.. kenapa..?? kok bisa marah pulak dia..!??"
Mak Eroh :"Soalnya dia melihatnya dari jendela..!!"
Mak Limah :"Haaaah.....!!!???
Selasa, 01 November 2011
Surat Wasiat
Wak Penot teman dekat Wak Delima di rawat di rumah sakit. Menurut dokternya, asmanya sudah kronis hingga perlu dipasangi selang oksigen.
Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggil Wak Delima agar ikut mendoakannya.
Selagi Wak Delima berdoa, tiba-tiba Wak Penot menggap-menggap tidak bisa bernapas, mukanya pucat, tangannya bergetar.
Dengan bahasa isyarat Wak Penot minta diambilkan kertas dan alat tulis. Dengan sisa-sisa tenaganya Wak Penot menulis surat dan diberikan kepada Wak Delima.
Sambil terus berdoa Wak Delima langsung menyimpan surat tersebut tanpa membacanya, karena pikirnya tidak tega membaca surat wasiat tersebut didepan Wak Penot.
Tak lama kemudian Wak Penot meninggal dunia. Pada malam hari ketujuh meninggalnya Wak Penot, Wak Delima diundang untuk datang dan membawakan do'a. Selesai memimpin do'a, Wak Delima berbicara.. : "saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum Wak Penot yang belum sempat saya sampaikan, yang isinya saya tidak tau pasti, mungkin nasehat untuk anak cucunya semua. Mari sama-sama kita baca suratnya.
Kemudian Wak Delima membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi:
"Delima jangan berdiri disitu....!! Jangan injak selang oksigenku..!!"
Wak Delima : " Haah.....??? Maaf aku gak sengaja...!!!
Sudah beberapa hari dia tidak bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, anaknya memanggil Wak Delima agar ikut mendoakannya.
Selagi Wak Delima berdoa, tiba-tiba Wak Penot menggap-menggap tidak bisa bernapas, mukanya pucat, tangannya bergetar.
Dengan bahasa isyarat Wak Penot minta diambilkan kertas dan alat tulis. Dengan sisa-sisa tenaganya Wak Penot menulis surat dan diberikan kepada Wak Delima.
Sambil terus berdoa Wak Delima langsung menyimpan surat tersebut tanpa membacanya, karena pikirnya tidak tega membaca surat wasiat tersebut didepan Wak Penot.
Tak lama kemudian Wak Penot meninggal dunia. Pada malam hari ketujuh meninggalnya Wak Penot, Wak Delima diundang untuk datang dan membawakan do'a. Selesai memimpin do'a, Wak Delima berbicara.. : "saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum Wak Penot yang belum sempat saya sampaikan, yang isinya saya tidak tau pasti, mungkin nasehat untuk anak cucunya semua. Mari sama-sama kita baca suratnya.
Kemudian Wak Delima membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi:
"Delima jangan berdiri disitu....!! Jangan injak selang oksigenku..!!"
Wak Delima : " Haah.....??? Maaf aku gak sengaja...!!!
Langganan:
Komentar (Atom)