Selasa, 27 September 2011

Tukang Kayu Yang Mau Pensiun


Seorang tukang kayu yang telah kelelahan berkarya ingin segera menjalani kehidupan pensiunnya, sejak awal dia adalah tukang kayu yang berbakat, tukang kayu yang bertanggung jawab penuh. Ketika ia menyampaikan keinginannya kepada Sang Tuan, ia malah diberi tugas terakhir sebelum pensiun, Sang Tuan ingin ia membuat rumah megah untuknya.

Tukang kayu yang berbakat itu tiba-tiba berubah, ia menjadi tukang kayu yang sembrono, tukang kayu yang asal-asalan. Pukulan palu yang harus ia ayunkan satu kali, itupun ia lakukan dengan tidak sepenuh hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas terakhirnya, ia merasa sang tuan sudah tidak berpihak lagi kepadanya, ia sungguh kecewa. Dan kekecewaannya itu ia lampiaskan pada pekerjaannya.

Sebuah "Rumah Mewah" yang jauh dari "Mewah" akhirnya selesai tepat waktu. Ketika hari pensiun tiba, sang tukang kayu akhirnya mendapat sebuah amplop yang berisi sejumlah uang pensiun dan sebuah "KUNCI" rumah. Ketika ia menerimanya segera ia tersadar, ternyata kunci yang digenggamnya adalah kunci dari "Rumah Mewah" yang baru selesai dibangunnya.

"Hadiah spesial ini dipersembahkan padamu, karena kerjamu yang luar biasa dan berdedikasi selama bekerja disini". Kata Sang Tuan.

Lalu, sang tukang kayu hanya mampu melihat kunci rumah itu dengan "PENYESALAN".

Bukankah kita seperti tukang kayu ini, kita kadang-kadang lupa bahwa kita adalah pembuat rumah untuk diri kita sendiri. Ketika kita membangun rumah masa depan kita dengan sembrono, kita akan mendapatkan rumah yang mungkin tidak kita sukai, tapi itulah rumah yang harus kita tempati, rumah yang kita bangun dengan ayunan tangan kita. Kita boleh merasa kecewa ketika kita mendapati kenyataan bahwa rumah kita tidak seindah yang kita impikan, bahkan reot.

Kita boleh merasa kecewa ketika kita harus melalui kehidupan yang tidak menyenangkan, tapi inilah realitas hidup, sedih yang berkepanjangan tidak akan mengubah rumah yang telah kita bangun dengan tangan kita sendiri, oleh karena yang kita tanamkan.

Lalu, mari kita kembali pada kehidupan kita yang keras, yang penuh tantangan, ketika segalanya berubah menjadi kacau dan tidak terkendali, ketika kita begitu frustasi. Saat ini, kita masih diberi waktu untuk mengubah rumah masa depan kita, kita masih diberi waktu untuk memperindah setiap sudut ruangan hati kita. Mari kita kembali renungkan ap yang telah kita perbuat selama ini, bagaimana kita membangun rumah kita, seberapa baik kita telah membangun masa depan kita. Disadari atau tidak, kita dapat membangun rumah kecil kita melalui hal-hal sederhana, kita dapat membangunnya melalui pelukan kita pada mama,melalui secangkir kopi yang kita suguhkan pada papa, melalui kecupan selamat pagi untuk pasangan kita,atau melalui aluran tangan kita untuk menuntun bocah-bocah kecil kita.

Ketika damai dalam rumah kecil itu tercipta, kita akan mampu memancarkan cahaya kasih sayang yang terbentuk dari rumah ini melalui uluran tangan kita bagi mereka yang membutuhkannya,kita juga akan mampu membangun kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, kesempatan untuk membangun rumah yang jauh lebih besar dan megah, yang dapat memberikan kehangatan kasih bagi insan-insan yang mendiaminya,ketika hal itu tercipta semua akan terasa indah masalah yang datang bertubi-tubi akan menjadi batu asah dalam memperindah kualitas hidup kita.

Beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih ringan, karena tangan-tangan kasih dari ayah bunda,saudara,kerabat,dan teman akan membantu kita melaluinya. Dan kita pun akan menjadi kokoh. Melalui kesempatan ini, ketika kita masih ada waktu, selama kita masih diberi kesempatan untuk berbagi kasih, mari kita lakukan hal-hal sederhana itu sekali lagi. Mari peluk Mama yang disamping kita dan nyatakanlah cinta kita, mari kita genggam tangan pasangan kita dengan mesra, mari kita jabati teman kita dan katakan betapa kita menghargai persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka yang pernah menyakiti kita.

Yakinlah, bahwa rumah kita akan semakin ceria dan penuh kasih, rumah kita akan semakin indah di tahun baru ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar